Latar belakang terjadinya politik etis adalah desakan dari golongan liberal di negeri Belanda kepada pemerintah Belanda untuk meningkatkan kehidupan di tempat jajahannya. Kaprikornus pada waktu itudi Belanda terjadi perubahan politik yang cukup besar dan membawa dampak bagi kebijakan-kebijakan negara jajahan Belanda.
Salah seorang penganut golongan politik liberal di Belanda yakni Van Deventer. Desakan golongan liberal ini menerima respon positif dari Ratu Belanda yang berjulukan Wilhelmina yang menyatakan bahwa
“Negeri Belanda mempunyai kewajiban untuk mengusahakan kemakmuran dari penduduk Hindia Belanda”
Dari pidato tersebut sebagai kebijakan awal untuk meningkatkan kehidupan wilayah jajahannya. Adanya politik tersebut dikenal dengan nama Politik Etis yang disebut juga Politik Balas Budi.
Tujuan politik etis yakni sebagai berikut :
a. Dalam bidang edukasi yakni menyelenggarakan pendidikan dengan mendirikan sekolah-sekolah Belanda di wilayah jajahannya. Orang pribumi yang keturunan darah biru atau dari kerajaan sanggup sekolah disana.
b. Dalam bidang irigasi yakni membangun saran dan jaringan pengairan. Termasuk juga mendirikan bendungan atau waduk dibeberapa banyak sekali wilayah di Indonesia.
c. Dalam bidang Transmigrasi atau imigrasi yakni Belanda mengorganisasi perpindahan penduduk. Contohnya adanya transmigrasi dari Jawa ke Sumatra atau ke Kalimantan.
Sebenarnya Politik Etis yang dilakukan Belanda dalam bidang pendidikan, transmigrasi, pertanian, dan irigasi dimaksudkan untuk kepentingan Belanda itu sendiri.